Berita Terkini :
SALAM REDAKSI ,  WELCOME  |   sign in   |   Gueet Book   |   Kontak Kami



Harap tunggu :D
Sponsored By :FORWI.

Healine News

DeaMedia SKU Forum Wartawan Indonesia

Headline News Caver Depan
forwinews.blogspot.com




Email

forwisulsel@yahoo.com

Visitor

Berita Dari Sulsel

Berita Dari Sultra

Berita Dari Sulbar

Kawasan Link Media

Wednesday, February 29, 2012

Jero Wacik, BBM Premium Naik Itu Sudah Biasa Bagi Masyarakat

  
    Jakarta, Media Informas-Forwi (Kamis, 23/2/2012), Pemerintah kembali membuat kebijakan yang dianggap kurang populer pasalnya harga BBM jenis Premium diperkirakan akan naik terhitung sejak bulan april 2012, dimana kenaikannya diperkirakan berkisar 1000 hingga 1500 rupiah.

   
       Sayangnya kenaikan tersebut dinilai kurang tepat oleh masyarakat khususnya menengah kebawah karna dianggap hanya memberatkan masyarakat kecil, Wajar jika, kenaikan tersebut diprotes karena tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat
   
        Selain harganya terus merangkak naik juga akan menimbulkan polemik baru ditengah-tengah masyarakat. Dan yang paling merasakan imbasnya adalah rakyat jelata atau usaha mikro kebawah. 

       Belum lagi dampak sosial atau multi flayer efek yang ditimbulkan tentu akan muncul reaksi negatif dari berbagai kalangan ormas atau demonstran yang menganggap pemerintah telah gagal dan tidak tanggap terhadap penderitaan rakyat selama ini.

        Menurut Menteri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik usai diwawancarai di Metro TV mengungkapkan bahwa “kebijakan pemerintah dalam menaikkan BBM Premium ini sudah dianggap hal yang biasa bagi masyarakat dan jika itu dilakukan akan dapat memperbaiki APBN kita.” Terangnya. (red-MIM*1)

RDP Komisi A DPRD Tk.II Dengan Korban Eksekusi Balaikota Belum Membuahkan Hasil

  • Pihak DPRD Akan Menjemput Paksa Jika Penjual Mangkir 
     Makassar, Media Informas-Forwi (Kamis, 23/2/2012) puluhan korban eksekusi balaikota mendatangi kantor DPRD Kota Makkassar serta memadati ruangan komisi A guna menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP).

     Dalam pertemuan tersebut hadir Yusuf Gunco, Rahman Pinang dan para legislator lainya sementara dari pihak korban hadir Wakil Ketua LSM MPH RI, Tasdani dan Ketua LSM Serikat Rakyat Miskin Kota, Ibu Wahida beserta warga lainnya yang terdiri dari orang tua, remaja dan anak-anak, namun disela-sela pertemuan tersebut sangat disesalkan karna dari pihak penjual atau pelaku tidak memiliki itikad baik untuk menghadiri pertemuan tersebut.

     Padahal pihak DPRD Kota telah mengundang kedua belah pihak untuk dipertemukan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Para legislator yang duduk dikomisi A saat  itu, usai mendengarkan aspirasi mereka,  "pihaknya DPRD siap memperjuangkan dan akan membantu warga untuk mendapatkan haknya kembali, hanya saja dalam hal ini DPRD tidak berhak membatalkan sertifikat yang sudah ada, tetapi akan diselidiki atau ditinjau kembali bagaimana proses sertifikat ini terbit. Terangnya.

        Untuk itu DPRD akan mengagendakan kembali pertemuan tersebut serta akan memanggil dan menyurati pihak penjual jika masih mangkir maka akan dilakukan penjemputan paksa oleh pihak kepolisian untuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat di Komisi A.

      Begitupun terkait masalah keabsahan sertifikat tersebut akan tetap ditelusuri apakah pihak BPN Kota Makassar disinyalir terlibat atau ikut bermain dalam kasus ini, sekalipun katanya sudah pernah dilakukan pemanggilan sebelumnya, namun pihak BPN terus saja mengelak dengan mengatakan “saya sudah dalam perjalanan” namun kenyataannya tidak juga muncul. sehingga warga pun merasa jengkel hingga membubarkan diri dari gedung DPRD. Ungkap warga.

       Sempat terjadi keributan diluar ruangan komisi A dimana warga korban eksekusi kembali meminta dan mendesak DPRD Makassar untuk memanggil paksa dan menghadirkan pihak penjual, agar hak warga yang  telah dirampok selama ini segera dikembalikan sebagaimana mestinya yakni berupa ganti rugi atas lahan dan rumah mereka yang menjadi sasaran eksekusi oleh pengembang.

       Untuk itu pihak warga korban menginginkan agar penyelesaian kasus ini segera diusut sehingga dengan demikian peninjauan kembali terhadap kasus ini ada kejelasan dan kepastian, sehingga bisa dijadikan alas bukti untuk membatalkan atau mengugurkan hasil keputusan MA dengan sendirinya. Jelas Sumber. (red-MIM*1)



Wednesday, February 22, 2012

SBY Mengecam Maraknya Aksi Kekerasan Atau Premanisme

     
      Makassar, (23/2/2012) Maraknya aksi kekerasan atau premanisme belakangan ini yang terjadi dipusat kota-kota besar seperti dijakarta yang banyak dilansir melalui media massa baik cetak, eletronik maupun online menunjukkan betapa lemahnya pranata atau sistem hukum yang ada di Indonesia untuk menjerat dan melumpuhkan jaringan tersebut malah yang terjadi adalah pembiaran dan semakin merajalela bahkan kehadirannya pun jarang tersentuh hukum, bahkan semakin menjamur dikota-kota besar dan membentuk komunitas tersendiri baik itu berkedok sebagai perkumpulan adat atau suku, maupun agama.

      Premanisme telah merajalela di Indonesia, sejak dari kota besar hingga ke dusun telah begitu rata dikuasai oleh preman yang tidak lain adalah “geng” yang rawan melakukan tindak kejahatan. Prilaku preman jalanan memang sangat meresahkan masyarakat terutama masyarakat kecil, mereka memeras para pedagang kecil, para sopir, tukang ojek di perkotaan bahkan tidak menutup kemungkinan wartawan pun bisa menjadi obyek sasaran. Merebaknya premanisme itu sejalan dengan praktik politik para politisi orde baru, serta langkah para pebisnis dalam menjalankan perdagangan mereka. Premanisme tidak berjalan sendiri, tetapi ditopang oleh sistem politik dan sistem bisnis yang berkembang.

     Sebut saja jasa seorang gangster atau bodyguard yang dimanfaatkan atau disewa untuk menagih utang atau proyek pada perusahaan tertentu, sebagai kontribusinya adalah mereka mendapatkan imbalan atau uang dari pekerjaan yang dilakoninya, yang nilainya sangat menjanjikan yakni hampir setaraf dengan gaji seorang mentri.

      Sampai-sampai SBY angkat bicara melalui media massa dimana dalam keterangannya “ia sangat prihatin dengan maraknya aksi kekerasan yang terjadi dan sekaligus mengecam tindakan tersebut”. Lantas bagaimana pula tanggapan seorang fisikolog melihat permasalahan tersebut.   

    Menurutnya hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki pilihan lain selain dengan menjadi gangster atau bodyguard yang dipekerjakan khusus untuk menagih utang dengan cara menakut-nakuti bahkan tidak jarang menghabisi korbannya.

      Seperti yang terjadi pada kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel, Tan Hari Tantono alias Ayung oleh pelakunya disinyalir bernama John Kei yang terjadi pada hari Selasa (27/1) lalu di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, dimana mereka justru suka dengan profesi tersebut karena mereka dibayar dengan imbalan yang sangat tinggi. bahkan semakin menjamur dikota-kota besar dan membentuk komunitas tersendiri baik itu berkedok sebagai perkumpulan adat atau suku, maupun agama. 

      Sementara dari Mabes Polri mengungkapkan lewat keterangan persnya live di SunTv bahwa ini bukan pembiaran akan tetapi ini bagian dari masalah social karena tidak memiliki pekerjaan lain, untuk itu jangan dibiarkan mereka melakoni profesi tersebut pemerintah harus menyiapkan lapangan kerja, “kita juga tidak dapat menindaki mereka karena selama itu tidak ada bukti penganiyaan atau laporan dari masyarakat. Terangnya. (red-forwi)
          

Mengakhiri Krisis Migas, 'Pertamina Diminta Tindaki Agen Yang Menimbun'

Pertamina Diminta Tindaki Agen Yang Menimbun

    Kita masih terus disuguhi informasi melalui media tentang antrian masyarakat yang berjuang untuk memperoleh gas elpiji. Pada saat yang sama, konversi (pengalihan) minyak tanah ke gas juga tidak berjalan mulus. Saat ini, Gas 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat harganya terus melejit, dibeberapa daerah ada yang bahkan menjual 20 ribu hingga 25ribu rupiah. 

       Selain harganya yang terus merangkak naik, pasokan gas juga akhir-akhir ini bermasalah. Wajar jika, selain harganya sangat mahal, sebagian masyarakat juga kesulitan untuk mendapatkan gas. Lebih ironisnya di tengah mahal dan langkanya gas, malah disinyalir sengaja ditimbun. Oleh karna itu masyarakat meminta kepada pihak pemerintah dalam hal ini pertamina agar menindaki agen-agen yang diduga terlibat menimbun. Ungkap Sumber.

      Konversi (pengalihan) minyak tanah ke gas elpiji bagi masyarakat dirasakan tidak efisien dan menimbulkan masalah karena beberapa alasan, Pertama, dari aspek fisik. Minyak tanah bersifat cair sehingga transfortasinya mudah, pengemasannya mudah dan penjualan dengan system eceran pun mudah. Dimana masyarakat jelas tidak mungkin bisa membeli gas elpiji 5 kg lalu membawanya dengan plastik atau kaleng susu bekas. 

         Kedua, dari aspek kimiawi. Elpiji lebih mudah terbakar dibandingkan dengan minyak tanah. Karena itu, kita memang layak mempertanyakan sejauh mana efektivitas dan keamanan kebijakan konversi tersebut. Ketiga, minyak dan gas mulai menghilang dipasaran. Kalaupun ada, harganya dinilai sangat tinggi sehingga masyarakat tak sanggup membelinya. 

      Jika alasanya mengurangi subsidi dan memanfaatkan gas produksi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan energi nasional, pertanyaannya mengapa pemerintah tidak mengkonversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD, yang memakai solar) dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)?

        Meski migas hakikatnya milik rakyat, namun kenyataannya 85% ladang migas dikuasai pebisnis asing. Semua sumber gas bumi dengan cadangan besar juga telah dikuasai modal asing. pasalnya ada 28 blok lapangan migas di Jatim, yang 90%-nya dikuasai oleh korporasi. Misalnya, Blok Cepu dikuasai Exxon. Blok Pangkah di kabupaten Gresik dikuasai Amerada Hess. Di perairan Sampang Madura dikuasai Santos Oyong Australia. Di Tubang-Bojonegoro-Lamongan dan Gresik dikuasai Petrochina dan lain-lain.

       Berdasarkan hasil survey pendataan indeks kependudukan terbaru (PIKB) BPS Jatim tahun 2003, bahwa daerah yang kaya sumberdaya alam migas penduduknya banyak yang miskin. Misalnya Kabupaten Sumenep yang kaya dengan migas, penduduk miskinnya nomor dua se-Jatim. Kabupaten Bojonegoro yang telah ditetapkan kandungan 1,2 milliar barel gas dan minyak 600 milliar barel, masyarakatnya miskin nomor empat se-Jatim.

    Oleh karena itu, untuk mengakhiri penderitaan rakyat akibat dari permasalahan energi maka langkah yang paling real dan rasional saat ini adalah, Negara wajib mengambil alih kembali kepemilikan serta pengelolaan sumber daya alam. 

        Khususnya sector energi, dari tangan para pemilik modal dan menghentikan kontrak-kontrak yang telah terlanjur diberikan kepada korporasi, bukan malah memprivatisasinya. Negara wajib menjadikan energi sebagai sumber kekayaan untuk mensejahterakan masyarakat dan tetap memberikan energy murah kepada rakyat. (red-forwi)

  

Monday, February 20, 2012

SBY Minta Pers Cermati Politik Uang

Jakarta  (Selasa, 07 Pebruari 2012 11:46) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pers untuk mengoptimalkan upaya pembangunan demokrasi nasional, antara lain dengan turut mengawasi pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah terkait isu politik uang.

"(Presiden) Meminta bantuan pers agar hal-hal yang mengkhawatirkan pembangunan demokrasi seperti pemilukada, apabila pemilukada disertai praktek tidak sehat seperti money politics," kata Ketua Dewan Pers Bagir Manan di kantor Presiden, Senin, 6 Februari 2012. "Dengan begitu akan dihasilkan kepala daerah yang berkualitas dan memiliki integritas yang baik."

Bagir dan sejumlah tokoh pers bertemu dengan Presiden menyangkut penyelenggaraan Hari Pers Nasional.

Bagir mengatakan SBY sangat mencemaskan politik uang terjadi pada pemilukada karena akan menghambat pembangunan demokrasi Indonesia yang saat ini sedang berkembang pesat. SBY juga berpesan kepada pers untuk terus memberikan informasi kepada masyarakat sehingga hak masyarakat untuk mengetahui dapat dipenuhi pers.

"Pers diminta terus berperan menjadi media bagi rakyat untuk melaksanakan `hak untuk tahu`. Pers berperan agar bagaimana agar masyarakat tahu masalah-masalah yang bersifat nasional maupun internasional," katanya. WDA | ANT (TEMPO.CO)

Sunday, February 19, 2012

Terbukti Korupsi Mesin Jahit, Pejabat Kemensos Divonis 22 Bulan Bui

Jakarta MP,- - Kasubdit Kemitraan Usaha Direktorat Bantuan Sosial Fakir Miskin Ditjen Bansos Kementerian Sosial, Yusrizal divonis 22 bulan penjara oleh majelis Pengadilan Tipikor. Yusrizal terbukti bersalah dalam korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi.

"Menyatakan, terdakwa Yusrizal telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi," kata Ketua Majelis, Eka Budi Prijanta, saat membacakan amar putusannya di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2011).

Mantan anak buah Amrun Daulay itu terbukti melanggar dakwaan kedua yaitu pasal 3 jo pasal 18 UU No 31 tahun 1999 jo pasal 55 ayat 1 ke 1 pasal 65 ayat 1 KUHP. Yusrizal yang memakai kemeja putih lengan panjang, selama pembacaan putusan, terus tertunduk lesu.

Selain hukuman pidana, ia juga harus membayar uang denda Rp 100 juta. Jika tidak sanggup membayar hingga putusan berkekuatan hukum tetap, hukuman Yusrizal akan ditambah 3 bulan penjara.

"Unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri telah terpenuhi," jelas Eka.

Yusrizal terbukti sengaja mengkonsep surat mengenai usulan penunjukan langsung dari Direktur BSFM kepada Dirjen Banjamsos, dari Dirjen Banjamsos ke Mensos yang telah menunjuk calon rekanan dalam pengadaan mesin jahit dan sapi. Perbuatan tersebut dianggap merugikan keuangan negara senilai Rp 20,37 miliar untuk pengadaan mesin jahit dan Rp 1,96 miliar untuk pengadaan sapi.

Menanggapi putusan ini, Yusrizal langsung menerimanya. Sedangkan jaksa meminta waktu untuk berpikir.

"Terdakwa menerimanya dengan iklas," ujar kuasa hukum Yusrizal, Radian Syam.

Sebelumnya, Jaksa mendakwa Yusrizal melakukan korupsi bersama Dirjen Bansos Amrun Daulay, Dirut PT Atmadhira Karya Iken BR Nasution, Dirut PT Ladang Sutera Indonesia (Lasindo) Musfar Aziz dan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah.

Pengadaan mesih jahit tahun 2004, mesin yang dipakai adalah merk JITU dalam program Sarana Penunjang Produksi (Sapordi). Harga yang ditawarkan sebesar Rp 3,25 juta per unit dengan total mesin jahit sebanyak 6000 unit sehingga total anggaran yang dikeluarkan Rp 19,5 miliar.

Untuk Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun 2004, kembali dilakukan pengadaan mesin jahit. Proyek ini bernama bantuan jaminan sosial pusat dan anggaran untuk bagian Bantuan Sosial dan Fakir Miskin (BSFM) sebanyak 4615 mesin jahit dengan harga satuannya Rp 3,2 juta. Total pengadaan Rp 14,9 miliar.

Sedangkan untuk pengadaan sapi di tahun 2004, total anggaran negara yang dikeluarkan untuk program ini mencapai Rp 19,4 miliar. Untuk pengadaan ini, PT Atmadhira Karya ditunjuk langsung sebagai rekanan. Total anggaran seluruhnya mencapai Rp 19,4 miliar. Dalam pengadaan ini terjadi kerugian negara Rp 1,9 miliar.(DC)

Makam Panrita Keturunan Mangkau Ri Bone Ada di Maros

     
      "Sejarah yang terlupakan sebuah makam panrita atau yang dikenal pembuka agama didusun Maccopa belakangan diketahui jika makam tersebut bernama H. Padjarang Daeng Ngola Bin Puatta Daeng La Pagessa atau yang diberi gelar dengan sebutan “Puang Loppo” oleh masyarakat atau penduduk dilingkungan dusun tersebut, ia adalah merupakan bagian dari keturunan Mangkau Ri Bone yang hijrah kemaros ketika rumpana bone yang kesekian kalinya meninggalkan kerajaan bone, yang waktu itu dalam pemborontakan melawan imprealisme belanda, ia adalah imam besar atau sosok panrita yang pertama membuka dusun tersebut dan menyebarkan agama islam, hingga ia wafat dan memiliki keturunan dari saudara perempuan Karaeng Raya di Maros yang bernama Puang Minne."   

      Maros adalah sebuah daerah kabupaten yang memiliki cerita historis tersendiri, tak dapat dipungkiri dimana daerah ini dahulu katanya dibawah pemerintahan tunggal atau bupati pertama Karaeng Raya di dusun Papandangan yang kemudian beliau wafat atau menhabiskan sisa umur ditanah suci dan meminta kepada Karaeng Lau yang masih keluarga dekatnya untuk meneruskan pemerintahaannya, bersama yang lainnya yakni Karaeng Turikale dan Karaeng Simba. dimana daerah ini juga konon katanya merupakan tempat persinggahan para pemangku adat dan tokoh agama dari kalangan kerajaan bone yang dikenal waktu itu dengan istilah rumpana ri bone.

         Dimana pemerintahan saat itu masih dibawah bayang-bayang atau tekanan imprealis belanda. Salah satu bukti sejarah yang dapat kita angkat dari cerita ini adalah salah satu indikasi atau keberadaannya dapat kita lihat melalui makam orang-orang dahulu yang hingga kini keberadaannya dinilai masih misterius atau belum terungkap .

      Pasalnya makam tersebut sudah ada sejak rumpana ri bone pada tahun 1905, untuk mengungkap identitas silsilah makam ini mungkin agak sulit karna nama yang tertera dimakam tersebut tidak ditemukan dalam silsilah pemerintahan raja-raja bone, paling tidak keberadaanya memberi kesan atau kharismatik tersendiri bagi warga maros khususnya di Dusun Maccopa dimana dusun tersebut kini beralamat di jalan garuda yang berkedudukan di Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale.

        Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengaku masih keturunan dekat atau cucu dari makam keturunan Mangkau Ri Bone mengungkapkan kisah sejarah masuknya orang bone didusun tersebut beawal dari cerita rumpana ri bone yang kesekian kalinya, yang pada waktu itu terjadi peperangan atau perlawanan sengit antara kerajaan bone dan kolonial belanda.

      Hingga ia memutuskan diri bersama pamannya yang bernama I Manggenang dg. Sijalling dan beserta pengawalnya untuk meninggalkan bone dan memilih untuk hijrah kedaerah ini dengan cara ditanduk, disinilah ia bersama sang paman dan pengawal setianya bermukim didusun tersebut yang diberi nama Maccopa kemudian menyebarkan misi agama, dialah Puatta H. Padjaran Daeng Paola Bin Puatta Daeng La Pagessa atau yang diberi gelar dengan sebutan “Puang Loppo” oleh masyarakat atau penduduk dilingkungan dusun tersebut yang dikenal sebagai pembuka agama dengan kata lain dia adalah sosok panrita yang merupakan imam besar dan yang pertama membuka dan menyebarkan agama didusun tersebut.

     Hingga ia kemudian mengawini saudara perempuan dari Karaeng Raya di Maros yang bernama ST. Aminah Puang Minne dan dikarunia keturunan putra-putri hingga beranak pinang dan hingga ia wafat didusung tersebut. Ada cerita menarik dari keluarga makam tersebut bahwa katanya pernah berwasiat kepada katurunannya agar tidak menggunakan gelar atau predikat andi.

       Pernah suatu waktu keluarga datang berziarah kekuburan tersebut dengan membawah dua ekor kambing dengan niat untuk mengadakan hajatan namun apa yang terjadi, sebelum hajatan itu dilaksanakan tiba-tiba dua ekor kambing tersebut mendadak mati sebelum sampai kemakam tersebut. Ungkap sumber. Hingga kini keberadaan makam tersebut sudah jarang dikunjungi sanad keluarganya karna takut dan dianggap keramat.naudzubillah mindzalik.  (Red-Forwi,Subhan).    

Sunday, February 12, 2012

Kontak Redaksi


Redaksi:

Email : forumwartawanindonesia@yahoo.com
Mobile : 085 299 852373
Blog : www.forwisulsel.blogspot.com

Baca Artikel Terkait berikut ini:


Pemilihan RW O1 Kelurahan Tamamau Terbilang Unik

       Pemilihan Organisasi tingkat RT dan RW Sekotamadya Makassar disambut gembira oleh warga kota Makassar namun siapa kira jika mekanisme pemilihan tersebut dinilai sangat unik khususnya di Kelurahan Tamamau RW 01, pasalnya warga yang terpilih secara aklamasi diwilayah tersebut diberi hadiah berupa uang tunai lima juta rupiah oleh tokoh masyakatnya sendiri yang juga bertindak sebagai ketua panitia pemilihan ditingkat RW tersebut.   

       Pesta demokrasi tingkat ORT dan ORW kini sudah mulai di mengerti warga pasalnya dalam pelaksanaan pemilian ketua ORW 1 Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang berjalan lancar dan animo masyarakat sangat tinggi dalam mengaspirasikan hak pilihnya, di pesta demokrasi yang berlagsung satu kali dalam lima tahun ini, ada sekitar 500 lembar kertas suara yang di bagikan para panitia kepada warga untuk datang menentukan hak pilihnya, alhasil yang datang mencapai sekitar 465 orang yang ikut mengaspirasikan hak suaranya.

      Abd.Wahid P dalam keteranganya saat di konfirmasi mengatakan kita bersyukur karena masyarakat sudah dapat menetukan hak pilihnya, mengenai siapa yang akan menjadi ketua ORW 1 di Kelurahan Tamamaung. Yang lebih seruhnya lagi karena Abd.Wahid P memberikan hadiah tunai sebesar Rp 5 Juta Rupiah bagi yang terpilih sebagai ketua ORW.
        Menyinggung persyaratan adanya biaya yang di bebangkan kepada calon ketua ORT dan ORW, dirinya menepis jika hal itu di pertanyakan silahkan berhubungan langsung dengan ketua panitia di tingkat Kelurahan Tamamaung.
       Kepala Kelurahan Tamamaung Abd Rahim saat di konfirmasi terkait adanya biaya yang di bebangkan kepada calon ORT dan ORW mengatakan adanya biaya tersebut itu berdasarkan kesepakatan para panitia yang di utus para ketua ORW ke kelurahan, sehingga panitia menyepakati untuk adanya biaya yang di bebangkan kepada calon ORT dan ORW.

       Adapun maksud dana yang di bebangkan kepada calon ketua ORT Dan ORW di pergunakan untuk membeli perlengkapan dalam pemilihan ketua ORT dan ORW. jadi lebih tehknisnya lagi silahkan hubungi ketua panitia keluarahan kami.Ungkapnya. Besarnya biaya yang di bebangkan kepada calon ketua ORT adalah 100 ribu rupiah dan ORW sebesar 200 ribu rupiah. Dengan hal tersebut muncul suatu pertanyaan adakan aturan yang menginkat bahwa calon ketua ORT dan ORW harus di bebangkan biaya.   
        

Thursday, February 9, 2012

DR. Aswar Hasan, Basic Menjadi Seorang Jurnalis Yang Profesional

Dalam Rangka Hari Pers Nasional Yang Dilaksanakan di Jambi
Forum Wartawan Indonesia Gelar Pertemuan Silaturrahmi dI Cafe Rely 

  Makassar (Kamis 9/2/2012), Dengan dilaksanakannya Hari Pers Nasional yang dilaksanakan di Jambi Hari Ini, untuk itu salah satu lembaga yang mengatas namakan Forum Wartawan Indonesia(Forwi) DPP Sulsel menggelar pertemuan dengan sejumlah aliansi jurnalis dimakassar. 

  Pertemuan ini juga membahas tentang Undang-Undang pers untuk terus disosialisasikan kepada sejumlah wartawan agar harus mengacu dalam pola standarisasi tugas jurnalistik dilapangan kepada sejumlah perusahaan Pers atau media. 

     Dijelaskan Ketua Umum DPP Forwi Sulsel, M. Subhan BM,Dengan terbentuknya organisasi Forwi bisa menjadi wadah institusi jurnalis pemersatu media dengan tetap mengacu pada pola standarisasi pengkaderan jurnalistik yang benar yang bertujuan untuk mengenjot konpetensi kewartawanan juga sebagai lembaga advokasi yang senantiasa memberikan motivasi, untuk itu perlu ada visi dan komitmen yang sama dalam mengusung platform perjuangan atau pergerakan Forwi kedepan.

     Sehingga Forwi dalam melakukan prospek kedepan memiliki sejumlah program kerja yang nyata, konstruktif, dan profesional dengan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, sehingga eksistensi anggota Forwi diharapkan bisa menjadi lokomotif dan agen perubahan ditengah-tengah masyarakat (social of change), untuk itu dengan terbitnya portal Forwi media online informasi masyarakat bisa menjadi perekat antar berbagai media dan jurnalis  "Jelas Ketua Forwi Sulsel Subhan saat menggelar pertemuan silaturrahmi di Cafe Rely kepada sejumlah wartawan Makassar. 

     Sehubungan dengan bersamaannya Hari Ulang Tahun Pers Nasional yang digelar di Jambi. Sejumlah aliansi wartawan Makassar sangat antusias dalam mengikuti pertemuan tersebut. Pertemuan Forwi Sulsel ini juga mengajak sejumlah wartawan yang hadir untuk membagi pengalaman jurnalistik serta bagaimana wartawan harus berjalan sesuai aturan Undang-undang Pers dan kode etik jurnalistik. 

   Ditempat yang sama diungkapkan DR.Aswar Hasan, M.Sc Selaku Pemateri yang juga Dewan Pembina DPP Forwi Sulsel dalam pertemuan Forwi kepada sejumlah wartawan Makassar. Untuk menjadi seorang jurnalistik itu tidak harus ditunjang dengan status sekolah tinggi, akan tetapi, dalam menjadi seorang wartawan tentunya yang harus dimiliki pertama kemauan yang ada, untuk terus belajar dalam mengolah pemberitaan yang didasari dengan adanya rumus 5 W 1 H."Ungkapnya. 

    Hanya dengan memotivasi diri untuk terus belajar, yang didasari dengan Basic Skil, dan basic Moral sehingga dapat menjadi seorang wartawan yang profesional.  Dalam dinamika kewartawanan,Kata dia," 

Yang perlu diketahui bahwa wartawan adalah salah satu agen yang bersentuhan dengan segala aspek. Yang dituntut bisa mengetahui segala aspek bidang paling tidak ahli dalam satu bidang tertentu. 

  Sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik dia bertindak sebagai mediator maupun sebagai motivator. Terangnya. Namun yang paling penting dalam melaksanakan tugas jurnalistik harus dibarengi dengan keikhlasan dan idealisme. (red-forwi)

Akibat Ulah Sumiarto Bersaudara, Puluhan Rumah Warga Balai Kota Dieksekusi

Menari Diatas Luka dan Penderitaan Warga
   Makassar, (Kamis, 9/2/2012) Puluhan rumah penduduk yang dihuni sekitar 35 kepala keluarga akhirnya dieksekusi, kini tinggal puing-puing bangunan yang telah rata digilas oleh eskapator, tanpa pandang bulu dan belas kasihan hanya yang tersisa sebuah bangunan masjid yang berhasil diselamatkan oleh ormas Islam yang kini dijadikan tempat bernaung warga yang tergusur.

    Warga yang tak berdaya dan tak kuasa melakukan perlawanan hanya bisa meratapi dan menangis menyaksikan rumahnya digusur, dihancurkan, dan diratakan, hanya tempat tidur dan perabot seadanya yang bisa mereka selamatkan, naudzubillah. seraya berkata, Ya Allah…..kami harus tergusur, terusir dan didzalimi bahkan dimiskinkan dinegeri kami sendiri padahal negeri kami adalah negeri yang kaya-raya.

    Hanya rintihan dan tangisan yang terdengar yang menghiasi pemandangan jalannya eksekusi tersebut mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak yang masih kecil dan tak berdosapun ikut menyaksikan aksi biadab tersebut yang secara sengaja dipertontonkan, lalu dimana hati nurani pemimpin kita selama ini hingga membiarkan warganya hidup terlunta-lunta tanpa sandang, pangan dan papan.

    Lalu sampai kapan mereka harus hidup seperti ini tanpa ada kepastian hukum dan hanya bisa berharap nasibnya dapat diperjuangkan oleh para pencari keadilan, meskipun mereka sadar bahwa yang mereka lawan adalah tidak lebih watak seperti kaum penjajah dinegeri ini, mereka adalah mafia dan berlagak seperti orang yang kuat dan berduit yang bisa membeli apa saja, lantas dimana keadilan dan harga diri bangsa ini? padahal kedaulatan atau kekuasaan dinegeri ini adalah ditangan rakyat namun kenyataannya dinilai hanya milik segelintir orang atau pengusaha.

   Jika demikian halnya lantas bagaimana, kenapa dan seperti apa sebenarnya yang melatar belakangi kasus ini berikut kronologis kejadiannya.

    Awalnya salah seorang warga yang bernama ST.Aminah yang diketahui sebagai penghuni pertama yang bermukim dilahan tersebut pada tahun 1923  yang saat ini lokasinya berada di jalan balai kota, kemudian dia memanggil beberapa orang jawa untuk menempati lahan tersebut karna tidak memiliki keturunan, sehingga mengajak orang untuk tinggal menggarap lahan diwilayah tersebut, salah satunya warga yang bernama Sanio, namun katanya tanah tersebut tidak boleh dijualbelikan hanya sebatas ditinggali. Ujar Aminah.

    Sanio hanyalah seorang pendatang yang masuk dan tinggal dilokasi itu, bersama dengan warga yang lain yang tinggal dan menggarap tanah dilokasi tersebut pada tahun 1960, yang kemudian mematok dan membangun rumah diatas lahan tanah negara serta bermukim diwilayah tersebut hingga beranak pinang dan dikarunia anak bernama Sumiarto dari 12 bersaudara.

    Dahulu hanya sebidang tanah yang tak digubris, seiring dengan waktu berjalan dan berkembangnya kota metropolitan, kini telah berkembang pesat menjadi pusat perkantoran dan perumahan, hal inilah yang diduga menjadi faktor sengketa lahan tersebut, siapa yang tidak tergiur jika harga tanah dilokasi tersebut kini sudah mulai melonjat, atas dasar inilah kemungkinannya yang memotivasi niat bejat Sumiarto yang merupakan anak dari Almarhum Sanio untuk mensertifikatkan seluruh tanah warga yang bermukim dilokasi tersebut.

    Padahal diketahui sumiarto hanya memiliki 6 petak rumah lalu kemudian dijual kepada pengembang PT. Citra Cemerlang Laksana Megah yang bernama John  Mailoha secara diam-diam tanpa diketahui warga yang lain yang tinggal disekitarnya.

    Akibatnya ada sekitar 27 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal, yang luasnya kurang lebih 1800 meter persegi. Tidak puas dengan hasil keputusan MA, warga masih menuntut keadilan melalui PK karna belakangan diketahui jika penerbitan sertifikat tersebut dinilai cacat hukum atau dengan kata lain keabsahannya dipertanyakan.

    Jika demikian halnya lantas siapa yang bertanggung jawab atas penertiban sertifikat tersebut, jika benar adanya keterlibatan oknum BPN atau PPAT lantas atas dasar alas apa penerbitan sertifikat tersebut dan sudah sejauh mana setting control pemerintah terhadap masalah ini, jika tidak ingin dikatakan kecolongan. Untuk itu katanya jika terindikasi sudah saatnya kebobrokan oknum PPAT dan BPN dibongkar. Jelas sumber.(KASDANI).

Wednesday, February 8, 2012

Pilot Lion Air Tujuan Ke Makassar, Tertangkap Nyabu


   
     Jakarta, Jumat (3/2/2012) Pilot Lion Air yang ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) rupanya sudah mengkonsumsi sabu sejak Jumat sore di kamarnya, hotel Garden Palace, Surabaya, Jawa Timur.
Pilot bernama Saiful Salam tersebut tidak menyangka dirinya sudah menjadi target petugas BNN.
Setelah mengkonsumsi barang haram tersebut pada Jumat sore, pada malam harinya Saiful bersama teman sesama pilot bermain kartu untuk menghilangkan penat.
      Hingga dini hari, Saiful Salam ditemani tiga kawannya terus bermain kartu dibawah pengaruh sabu. “Ia ditangkap saat sedang bermain kartu bersama tiga temannya,” ucap Humas BNN, Sumirat Dwi Yanto kebada tribunnews.com, Sabtu (4/2/2012).
    Rencananya Saiful pun akan mengkonsumsi sabu sisa sore yang dikonsumsinya. Padahal ia akan menerbangkan pesawat pukul 06.00 WIB tujuan Surabaya-Makassar-Balikpapan-Surabaya.
“Ia memakai sabunya sekitar sore, sebelum ditangkap,” ucap Sumirat. (Tribunnews.Com)

Aparat Menutup Pasar Malam Peraktek Judi Bola Gulir Diborong Raya

    Makassar, Pasar malam di Borong Raya menjadikan permainan Bola Gulir untuk meraih keuntungan,sementara pedagang atau alat permainan anak-anak  dan lain-lainnya tidak lebih hanya hiasan dari kaca mata masyarakat sendiri yang tidak ingin dikorankan namanya memberi informasi kepada Amunisi saat usai menyaksikan permainan ini setiap malamnya ditemukan ada modus seperti ini dilokasi itu dimana ada taruhan keberuntungan
        Dilihat dari segi aturan mainnya setiap pemasang harus memilih 1 dari 12 pilihan yang terdiri dari 4 warna berbeda yang memiliki masing-masing yang 3 gambar yang berbeda,selanjutnya para pemain diberi kesempatan untuk memasang atau bertaruh dengan uang tunai ,mulai dari Rp.1000 rupiah sampai 1 juta rupiahbahkan bisa dengan sebungkus sampai sepak rokok.   
    
      Sebelum bola digulirkan kemeja khusus (tempat bola akan menunjukkan salah satu gambar dengan warna yang tepat kemudian dijadikan dasar yang kelak akan dibayarkan dengan hadiah kelipatannya-red),lalu dipandu seorang protokol atau operator yang tugasnya mengarahkan permainan lengkap mic ditangan ’’pasang banyak kena banyak silahkan pasang sebelum bola kembali digulirkan kemeja’’ katanya.
     Lantaran telah mendapat sorotan keras oleh media maka pemasangan dengan uang tunai dan rokokpun dialihkan atau diganti dengan kupon (disediakan pos khusus tempat penukaran kupon dan hadiah-red).

      Lalu dari segi hadiah kelipatannya setiap pemain dinyatakan berhak mendapat pembayaran dari pengelola apabila uang,rokok atau kupon yang diletakkan ditempat yang tepat disalah satu gambar yang berwarna sama dengan letak bola yang habis digulirkan berhenti pada gambar dan warna yang sama dimeja khusus (fasilitas CCTV disiapkan guna mempermudah pandangan pemain-red),maka akan dibayarkan dengan uang tunai dengan kelipatannya dimana uang tunai Rp.1000 rupiah menjadi Rp.10.000 rupiah atau sebungkus rokok menjadi sepack rokok atau  1 juta menjadi 10 juta yang tidak lebih mirip dengan kupon putih (shio-red),pengunjung pasar malam sendiri rata-rata hanya meramaikan Stand bola gulir dimana peraktek judi berlangsung karena ada taruhan dengan keuntungan besar.

     Itulah gambaran situasi Pasar malam yang berlokasi dijalan Borong Raya Makassar adalah salah satu contoh seperti yang terjadi diKalimantan Tengah dimana permainan bola gulir sebagai peraktek judi mendapat ketegasan Aparat Polda Kalimantan Tengah dengan menangkap pengelolanya dan menyita barang bukti berupa meja bola gulir serta menjerat para pelaku dengan pasal 303 KUH Pindana dengan ancaman 5 tahun penjara
      Seperti yang dikutip dalam pemberitaan Humas Polda Kalteng melalui via internet bahwa Kepolisian dari Sektor Tewang Sanggalang Garing – Pendahara, Sabtu (26/3/2011) sekitar pukul 11.00 WIB, berhasil menangkap Yu (32) yang merupakan Bandar judi jenis bola gulir yang selama ini selalu meresahkan warga setempat, Kapolsek Tewang Sanggalang Garing Iptu Agus Sopiyanto, SH membenarkan tentang penangkapan tersebut.

     “Benar, Sabtu siang lalu, kami berhasil menangkap 1 orang pelaku yang merupakan Bandar judi jenis bola gulir di Desa Hampalam, Kecamatan Tewang Sanggalang Garing. Penangkapan terhadap Yu (32) ini berkat informasi dari masyarakat yang mau melaporkan kepada kita. Sehingga begitu mendapat laporan, kita langsung menyergap Yu yang lagi asyik memainkan bola gulirnya disiang bolong, disaat acara kematian salah seorang warga Desa Hampalam waktu itu,sewaktu ditangkap Yu tidak melakukan perlawanan, walaupun sempat berusaha melarikan diri dari sergapan anggota kita yang menangkapnya,” kata Iptu Agus Sopiyanto, SH.
     Dari penangkapan terhadap Yu ini pihak Kepolisian Polda Kalteng berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 buah meja gulir, 2 lembar lapak pasangan taruhan, 1 buah penggaris water pass, 3 buah bola gulir, 1 botol bedak, 2 lembar handuk, 1 buah tas dan uang tunai sebesar Rp. 1.524.000,- dari tangan Tersangka Yu.

     Iptu Agus Sopiyanto, SH membenarkan bahwa akhir-akhir ini pihaknya sering menerima SMS dari masyarakat yang memberitahukan bahwa diwilayah hukumnya sering terdapat permainan judi,tetapi setelah ditindak lanjuti, ternyata SMS tersebut tidak semuanya mengandung kebenaran.

     Amunisi yang ditemui pemilik pengelola pasar malam Borong raya yang belakangan diketahui bernama Tulus didampingi anggota Lsm berinisial MJS yang mengaku mereka bersaudara ditemani temannya dalam rapat kerja Pembentukan Tim liputan Khusus yang akan turun kelapangan untuk mengambil gambar guna menelusuri kasus judi Bola Gulir diwilayah Provinsi Sulawesi Selatan disalah satu kafe dikota Makassar mengatakan saya tidak tahu mengapa pasar malam diborong raya ditutup saya tidak berani menghadap Kepolsek Panakukang untuk mempertanyakan alasannya karena kuat dugaan dia akan meminta uang jelasnya kalo boleh saya minta tolong kepada Tim Amunisi yang melakukan lobi Kepolsek Panakukang agar lokasi pasar malam bisa dibuka kembali katanya,hal ini sudah jelas terlihat ada indikasi untuk melakukan jebakan terhadap Tim Khusus Amunisi,menyadari hal tersebut  Amunisi menolak mentah-mentah hal tersebut itu adalah sudah tugas dan wewenang Aparat kepolisian kami tidak berani untuk membantu,mendengar hal tersebut Tulus beserta rombongannya terlihat mencak-mencak,sementara Kapolsekta Panakukang belum berhasil dikonfirmasi mengenai masalah ini.(ZUL 007).





Wednesday, February 1, 2012

Ada Apa Dibalik Proyek Pembangunan Kantor Megah Dispenda?


     Makassar, (2/2/2012)Pembangunan kantor milik Dispenda Kota Makassar kini telah berganti wujud dengan tampilan yang sangat minimalis dan megah, membuat setiap orang yang meliriknya decap kagum sekaligus ingin tahu berapa nilai proyek atau anggaran yang harus dikeluarkan lagi oleh pemerintah kota untuk membangun kantor baru tersebut ?                                                              Lantas apa komentar masyarakat terkait dengan adanya pembangunan kantor tersebut yang merupakan lumbung pajak atau sumber pendapatan asli daerah (PAD) disegala lenning sector pembangunan di Makassar mulai dari pajak hotel, restoran, wisma (penginapan), tempat hiburan, reklame, parkir dan lain-lain !, yang setiap tahunnya dikatakan mencapai over target PAD hingga puluhan milyar rupiah, kini pembangunannya sudah mulai menuai sorotan dari masyarakat pasalnya  nilai proyek yang ditenderkan dianggap sudah habis atau tidak menyukupi untuk menyelesaikan proyek pembangunan kantor megah tersebut padahal masih banyak aitem pembangunan yang harus diselesaikan hingga masa kontraknya habis sampai tanggal 31 Desember 2011.

     Menurut Kontraktornya dari PT. Sultana, Khadafi saat ditemui dikantornya bahwa sebagai pemenang tender, proyek tersebut telah dikerjakannya sudah sesuai dengan RAB yang ada, yakni yang diambil dari tawaran terendah 3,7 milyar dari nilai proyek yang ditenderkan sebesar 4 milyar. Hanya saja ketika dirinya diminta untuk menutupi atau menyelesaikan kekurangan dari proyek tersebut boro-boro anggarannya sudah habis, sehingga harus menunggu proyek tahap kedua untuk ditenderkan kembali antara lain berupa pengecetan, beton, tangga, partisi kantor, tegel yang ditaksir sekitar 700 juta, belum lagi rencana penambahan pembangunan baru yang letaknya disamping kiri dan kanan bangunan tersebut yang rencana akan ditenderkan tahun ini itu ditaksir sekitar 2,1 milyar.

      Hal senada juga disampaikan Ayub pegawai Dispenda yang bertugas selaku pengawas diproyek tersebut membenarkan jika proyek pembangunan kantor Dispenda akan diselesaikan pada tender tahap kedua tahun ini 2012 karna anggaran untuk tahap pertama 2011 sudah habis, ia menambahkan seperti pengadaan tegel misalnya “untungnya dari pihak kontraktor mau membantu menutupi kekurangan tegel tersebut padahal itu sudah diluar dari tanggung jawabnya”Ungkapnya. hal yang serupa juga dibenarkan Anto pegawai Dispenda yang bertugas bagian logistik. Belum lagi kritikan warga maccini kidul inisial “Dz” terkait pelayanan dan pajak bumi bangunan (PBB) yang setiap tahunnya mereka bayar, menilai bangunan tersebut katanya terlalu mewah ?

       Jika tidak ingin dikatakan mubasir, lantas mengapa proyek pembangunan kantor tersebut dinilai terkesan mewah dan megah? lalu kemana anggaran PAD yang selama ini diumber-umber mencapai over target setiap tahunnya? Bukankah ini dimaksud memhambur-hamburkan uang rakyat ? Padahal masih banyak yang perlu diprioritaskan terutama bagaimana mengatasi pengangguran dan kemiskinan yang ada diwilayah tersebut, terutama warga yang bermukim dibelakang kantor tersebut ? (red-forwi/sub)

Arsip Berita

 

Copyright Forum Wartawan Indonesia / Email: forwisulsel@yahoo.com