Makassar, (sabtu, 21/1/2011) Balai Kesehatan Gigi Propinsi Sulsel kembali menuai sorotan dari masyarakat karna dinilai tidak profesional dan konsisten dalam memberikan standar pelayanan, salah seorang pasien bernama ibu Fatimah mengaku kecewa dengan kinerja pelayanan yang diberikan oleh petugas balai kesehatan gigi pasalnya mereka telah berjam-jam menunggu diruang loket pelayanan bersama pasien yang lain berharap untuk mendapatkan pelayanan yang prima justru kenyataannya tidak sesuai yang diharapkan, “Seharusnya kita pasien diberitahu jika ada yang seperti itu, minimal ada pemberitahuan secara tertulis, kalau perlu ditempel kedinding, supaya kita tidak perlu menunggu, yang belum tentu dilayani” ia juga menambahkan andai saja, bukan karna kehadiran dari adik disini mungkin kita sudah tidak terlayani karna kejadian ini bukan pertama kalinya saya alami” sementara petugas yang melayani diloket waktu itu diduga hanya petugas pembantu begitupun dokter yang seharusnya bertugas waktu itu katanya banyak yang tidak masuk alasanya ada yang mengikuti seminar dan ada juga yang berangkat kePalu, Sulteng. Ujarnya. Sementara dari pihak Direktur Balai Kesehatan Gigi Propinsi Sulsel, drg. Abd. Haris Nawawi, MARS ketika dikonfirmasi diruang kerjanya tidak berada ditempat, termasuk pegawai yang lain tidak masuk, hingga berita ini naik. Lantas jika demikian halnya, apakah pemerintah akan mengatakan telah berhasil mereformasi atau menjalankan fungsi dan tupoksi dibidang kesehatan sementara birokrasi dari pelayanan Balai Gigi masih dipertanyakan? Belum lagi pengaduan pasien lain oleh oknum dokter yang menanganinya dianggap kurang menyenangkan seperti yang dialami inisial “S” ketika giginya akan dicabut patah dan merasa kesakitan yang luar biasa hingga pipi dan bibirnya bengkak sehingga dia memutuskan untuk tidak dilanjutkan sebenarnya bukan hanya itu yang jadi permasalahan akan tetapi prilaku dari oknum sang dokter yang dinilai diskriminasi terhadap pasienya sambil mengoceh “mungkin anda banyak minum alkohol pak,” hingga saat dirinya merasa trauma dan tidak ingin menginjakkan kakinya lagi ke balai tersebut. Ungkapnya. inilah nasib yang dialami salah satu pasien yang pernah berobat kesana ibarat sudah jatuh ketimpa tangga pula, yang jadi pertanyaan apakah setiap orang yang berobat dibalai tersebut harus mendapat perlakuan seperti itu dikarenakan pasien tersebut hanya peserta jamkesmas atau askes? Ataukah memang dokternya yang dinilai tidak beres? . (red-forwi)
Harap tunggu :D
Sponsored By :FORWI.
DeaMedia SKU Forum Wartawan Indonesia
forwisulsel@yahoo.com
Visitor
Berita Dari Sulsel
Berita Dari Sultra
Berita Dari Sulbar
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
News Report :
Laporan Terkini - Special Report
- Tekad Sang Motivator, Bangkit Dari Kekalahan...
- Tekad Sang Legislator Menuju Senayan Jakarta...
- Pusat Kucurkan Dana SPBM-USRI, 350 Juta..
- PSB Dimakassar Masih Dinilai Sarat Akan KKN....
- Polisi Tahan Karyawan dan Bos Toko Dunia...
- Peran Media Membongkar Kebohongan.....
- Penggandaan SPPT Lurah & Camat Saling Tuding..
- Pembagian Jatah Raskin Tidak Profesional .....
- Masyarakat Kecewa Dengan Pelayanan UPTD...
- Makassar Lumbung Peredaran Narkoba....
- Kredibilitas Polres Mamuju dinilai Sangat Lemah....
- Kopel, Walikota Dinilai Masih Pelihara Koruptor.......
- Kapolda Sulselbar Masih Dinilai Lemah Dalam Menang...
- Jurnalis Bahas Launching SKU Mingguan FORWI....
- Intimidasi Karyawan, Rumah Bernyanyi NAF....
- FORWI Sulsel Kecam Aksi Marinir Pukul ...
- DR. Aswar Hasan, Basic Menjadi Seorang Jurnalis..
- Citra Polisi Kembali Ternoda : Wartawan Amunisi...
- Catatan Seorang Jurnalis Dizona Merah....
- Banjir, Macet dan Sampah Masih Jadi Catatan ...
- Aparat Menutup Pasar Malam Peraktek Judi....
- Akibat Ulah Sumiarto Bersaudara, Puluhan ....
- Ada Apa Dibalik Proyek Pembangunan Kantor Dispenda..
- Abdul Malik Haramain, Saya Siap Mundur Dari Ketua Pansus....