Berita Terkini :
SALAM REDAKSI ,  WELCOME  |   sign in   |   Gueet Book   |   Kontak Kami

Sunday, January 22, 2012

Masyarakat Kecewa Dengan Pelayanan UPTD Balai Kesehatan Gigi Provinsi

Makassar, (sabtu, 21/1/2011) Balai Kesehatan Gigi Propinsi Sulsel kembali menuai sorotan dari masyarakat karna dinilai tidak profesional dan konsisten dalam memberikan standar pelayanan, salah seorang pasien bernama ibu Fatimah mengaku kecewa dengan kinerja pelayanan yang diberikan oleh petugas balai kesehatan gigi pasalnya mereka telah berjam-jam menunggu diruang loket pelayanan bersama pasien yang lain berharap untuk mendapatkan pelayanan yang prima justru kenyataannya tidak sesuai yang diharapkan, “Seharusnya kita pasien diberitahu jika ada yang seperti itu, minimal ada pemberitahuan secara tertulis, kalau perlu ditempel kedinding, supaya kita tidak perlu menunggu, yang belum tentu dilayani” ia juga menambahkan andai saja, bukan karna kehadiran dari adik disini mungkin kita sudah tidak terlayani karna kejadian ini bukan pertama kalinya saya alami” sementara petugas yang melayani diloket waktu itu diduga hanya petugas pembantu begitupun dokter yang seharusnya bertugas waktu itu katanya banyak yang tidak masuk alasanya ada yang mengikuti seminar dan ada juga yang berangkat kePalu, Sulteng. Ujarnya. Sementara dari pihak Direktur Balai Kesehatan Gigi Propinsi Sulsel, drg. Abd. Haris Nawawi, MARS ketika dikonfirmasi diruang kerjanya tidak berada ditempat, termasuk pegawai yang lain tidak masuk, hingga berita ini naik. Lantas jika demikian halnya, apakah pemerintah akan mengatakan telah berhasil mereformasi atau menjalankan fungsi dan tupoksi dibidang kesehatan sementara birokrasi dari pelayanan Balai Gigi masih dipertanyakan? Belum lagi pengaduan pasien lain oleh oknum dokter yang menanganinya dianggap kurang menyenangkan seperti yang dialami inisial “S” ketika giginya akan dicabut patah dan merasa kesakitan yang luar biasa hingga pipi dan bibirnya bengkak sehingga dia memutuskan untuk tidak dilanjutkan sebenarnya bukan hanya  itu yang jadi permasalahan akan tetapi prilaku dari oknum sang dokter yang dinilai diskriminasi terhadap pasienya sambil mengoceh “mungkin anda banyak minum alkohol pak,” hingga saat dirinya merasa trauma dan tidak ingin menginjakkan kakinya lagi ke balai tersebut. Ungkapnya. inilah nasib yang dialami salah satu pasien yang pernah berobat kesana ibarat sudah jatuh ketimpa tangga pula, yang jadi pertanyaan apakah setiap orang yang berobat dibalai tersebut harus mendapat perlakuan seperti itu dikarenakan pasien tersebut hanya peserta jamkesmas atau askes? Ataukah memang dokternya yang dinilai tidak beres? . (red-forwi)

No comments :

Post a Comment

Arsip Berita

 

Copyright Forum Wartawan Indonesia / Email: forwisulsel@yahoo.com