Berita Terkini :
SALAM REDAKSI ,  WELCOME  |   sign in   |   Gueet Book   |   Kontak Kami



Harap tunggu :D
Sponsored By :FORWI.

Healine News

DeaMedia SKU Forum Wartawan Indonesia

Headline News Caver Depan
forwinews.blogspot.com




Email

forwisulsel@yahoo.com

Visitor

Berita Dari Sulsel

Berita Dari Sultra

Berita Dari Sulbar

Kawasan Link Media

Sunday, January 1, 2012

Hubungan Masyarakat yang Terlupakan

Humas yang saat ini berkembang tiada lain adalah hasil pengembangan praktek-praktek humas di masa lalu. Pentingnya pencitraan ternyata memang sudah ada sedari dulu. Hanya saja kita tidak  menyadarinya. Orang jaman  dahulu sudah menyadari pentingnya peranan humas dalam keberhasilan pencapaian tujuan mereka. Namun, istilahnya yang memang tidak mereka namai.
Humas tumbuh dari kebudayaan masyarakat dalam memperoleh sesuatu. Sesuatu itu bisa berpentuk barang, jasa, nama baik, dan lain sebagainya. Istilah humas (public relation) baru dikenal dalam peradaban manusia di abad 20. Sejarah humas yang terlupakan ini dapat kita lihat dari beberapa peristiwa penting di masa lalu. Peristiwa yang tiada lain merupakan teknik-teknik humas pada masa lalu.
Upacara Penyambutan Nabi Sulaeman
Kedatangan Nabi Sulaeman disambut oleh Ratu Balqis dengan sangat meriah. Penyambutannya begitu megah dan luar biasa. Hal itu dilakukan karena ia mengistimewakan Nabi Sulaeman.
Acara penyambutan ini adalah salah satu praktek humas dalam bidang keprotokoleran, Dalam peristiwa itu ada penyusunan acara dari awal sampai akhir. Ada ceremonial penyambutan, ada pembawa acara, ada panitia-panitia yang dibentuk untuk penyambutan tersebut, dan lain sebagainya.
Ratu Balqis ingin Nabi Sulaeman merasa dihormati. Ia pun menjaga citranya sebagai seorang putri yang kaya raya dan penuh tata krama. Menghargai tamu sama artinya dengan menghargai diri sendiri. Selain itu,hal ini juga dilakukan karena Ia tertarik dengan nabi Sulaeman yang rendah hati, padahal kekayaannya jauh melebihi kekayaannya.
Peristiwa Penyambutan Mark Anthony
Kedatangan Mark Anthony disambut dengan penuh keindahan oleh Cleopatra. Lokasi yang dipilih adalah di tepi sungai Nil. Cleopatra menunjukan keindahan dan kelembutannya sebagai seorang ratu. Ini secara tidak langsung adalah sebuah pencitraan yang Cleopatra lakukan terhadap Mark Anthony.
Ia ingin Pertemuannya berlanjut dengan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Cleopatra sebagai pembeli dan Mark Anthony sebagai penjual barang. Jika kesan pertama buruk, maka kerjasama itu tidak akan terwujud. Oleh karena itu Cleopatra berusaha untuk memeberikan kesan pertama yang memesona Mark Anthony untuk mewujudkan keinginannya.
Praktek Humas di Zaman Gilda
Gilda adalah sekumpulan orang di Eropa yang memiliki mata pencaharian sama, yaitu sebagai pedagang. Pada awalanya mereka berkumpul untuk membuat kelompok  yang memiliki tujuan untuk  membatasi persaingan dari dalam dan menolak persaingan dari luar. Cara yang mereka tempuh adalah dengan meningkatkan produksi barang yang mereka jual dan memperluas pasar.
Mereka melakukan perluasan pasar dengan memberikan informasi kepada khalayak sebanyak-banyaknya mengenai produk yang mereka pasarkan.  Dalam hal ini yang diinformasikan adalah  kualitas produk yang mereka jual serta manfaatnya untuk si pemakai barang. Dengan kata lain keungulan-keunggulan yang dapat memikat hati pembeli.
Ini adalah salah satu praktek humas dalam peranannya sebagai komunikator. Yaitu memberikan informasi kepada khalayak selengkap mungkin akan apa yang mereka pasarkan agar tujuan Gilda tercapai. Dalam hal ini mereka bertujuan mendapatkan pembeli sebanyak mungkin. Tentu saja di sini mereka memberikan informasi yang dapat menarik pembeli saja untuk mencapai tujuannya yaitu keuntungan yang sebesar-

Kewartawanan

Humas yang saat ini berkembang tiada lain adalah hasil pengembangan praktek-praktek humas di masa lalu. Pentingnya pencitraan ternyata memang sudah ada sedari dulu. Hanya saja kita tidak  menyadarinya. Orang jaman  dahulu sudah menyadari pentingnya peranan humas dalam keberhasilan pencapaian tujuan mereka. Namun, istilahnya yang memang tidak mereka namai.
Humas tumbuh dari kebudayaan masyarakat dalam memperoleh sesuatu. Sesuatu itu bisa berpentuk barang, jasa, nama baik, dan lain sebagainya. Istilah humas (public relation) baru dikenal dalam peradaban manusia di abad 20. Sejarah humas yang terlupakan ini dapat kita lihat dari beberapa peristiwa penting di masa lalu. Peristiwa yang tiada lain merupakan teknik-teknik humas pada masa lalu.
Upacara Penyambutan Nabi Sulaeman
Kedatangan Nabi Sulaeman disambut oleh Ratu Balqis dengan sangat meriah. Penyambutannya begitu megah dan luar biasa. Hal itu dilakukan karena ia mengistimewakan Nabi Sulaeman.
Acara penyambutan ini adalah salah satu praktek humas dalam bidang keprotokoleran, Dalam peristiwa itu ada penyusunan acara dari awal sampai akhir. Ada ceremonial penyambutan, ada pembawa acara, ada panitia-panitia yang dibentuk untuk penyambutan tersebut, dan lain sebagainya.
Ratu Balqis ingin Nabi Sulaeman merasa dihormati. Ia pun menjaga citranya sebagai seorang putri yang kaya raya dan penuh tata krama. Menghargai tamu sama artinya dengan menghargai diri sendiri. Selain itu,hal ini juga dilakukan karena Ia tertarik dengan nabi Sulaeman yang rendah hati, padahal kekayaannya jauh melebihi kekayaannya.
Peristiwa Penyambutan Mark Anthony
Kedatangan Mark Anthony disambut dengan penuh keindahan oleh Cleopatra. Lokasi yang dipilih adalah di tepi sungai Nil. Cleopatra menunjukan keindahan dan kelembutannya sebagai seorang ratu. Ini secara tidak langsung adalah sebuah pencitraan yang Cleopatra lakukan terhadap Mark Anthony.
Ia ingin Pertemuannya berlanjut dengan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Cleopatra sebagai pembeli dan Mark Anthony sebagai penjual barang. Jika kesan pertama buruk, maka kerjasama itu tidak akan terwujud. Oleh karena itu Cleopatra berusaha untuk memeberikan kesan pertama yang memesona Mark Anthony untuk mewujudkan keinginannya.
Praktek Humas di Zaman Gilda
Gilda adalah sekumpulan orang di Eropa yang memiliki mata pencaharian sama, yaitu sebagai pedagang. Pada awalanya mereka berkumpul untuk membuat kelompok  yang memiliki tujuan untuk  membatasi persaingan dari dalam dan menolak persaingan dari luar. Cara yang mereka tempuh adalah dengan meningkatkan produksi barang yang mereka jual dan memperluas pasar.
Mereka melakukan perluasan pasar dengan memberikan informasi kepada khalayak sebanyak-banyaknya mengenai produk yang mereka pasarkan.  Dalam hal ini yang diinformasikan adalah  kualitas produk yang mereka jual serta manfaatnya untuk si pemakai barang. Dengan kata lain keungulan-keunggulan yang dapat memikat hati pembeli.
Ini adalah salah satu praktek humas dalam peranannya sebagai komunikator. Yaitu memberikan informasi kepada khalayak selengkap mungkin akan apa yang mereka pasarkan agar tujuan Gilda tercapai. Dalam hal ini mereka bertujuan mendapatkan pembeli sebanyak mungkin. Tentu saja di sini mereka memberikan informasi yang dapat menarik pembeli saja untuk mencapai tujuannya yaitu keuntungan yang sebesar-besarnya.

Sejarah Jurnalistik dan Perkembangannya

Dalam perkembangan jurnalistik, terkait penentuan jurnalis pertama dan kapan kegiatan jurnalistik pertama dilakukan, para ahli senantiasa merujuk pada Romawi masa Julius Caesar (100-44 SM). Jules meneruskan tradisi raja-raja terdahulu untuk menyiarkan kabar mengenai keputusan senat di papan pengumuman, Acta Diurna. Jules berpikir, walaupun kekuasaannya tanpa batas, ia harus mendapatkan inisiasi dari publik Roma.
Istilah Jurnalis
Sejak saat itu, dikenal istilah Jurnalis yang berasal dari kata diurnalis atau mereka yang menjadi juru tulis senat. Padahal, jika para ahli sains percaya adanya agama, perkembangan jurnalistik sudah ada pada masa sebelum Jules. Misalnya, catatan Eumenes, 363 SM. Ia telah membuat kisah orang-orang ternama masa itu, dari Alexander yang agung sampai Aristoteles. Lebih jauh lagi beribu tahun ke belakang adalah masa Nabi Nuh.
Konon, saat banjir besar menghantam bumi atau berakhirnya zaman es, riak jurnalistik sudah terbangun. Nabi Nuh AS membutuhkan kabar yang akurat dan faktual tentang kondisi daratan. Dikirimlah jurnalis dadakan, namun bisa dipercaya karena memiliki kemampuan "radar magnetis" dan otak kecil alat navigasi di hidungnya. Ya, burung merpati.
Si Merpati barangkali pangkatnya seorang reporter investigasi yang diminta mencari tahu kadar kesurutan air. Merpati terbang berkeliling hingga menemukan ranting zaitun yang menyebul di lautan. Ranting itu dipatuk, lantas dibawa sehingga Nabi Nuh mengetahui kabar akurat mengenai surutnya air.
China
Pada perkembangan selanjutnya, tradisi tulisan berlanjut di China. Surat kabar pertama pun lahir, King Pao. Surat kabar yang mengabarkan titah kaisar. Lantas, jurnalis tulis menulis sedikit surat di zaman kegelapan Eropa walaupun mendapat tempat manis di Asia. Pada masa itu, orang Eropa mengandalkan para penyair dari hall ke hall untuk mengabarkan kisah para raja dan pahlawan.
Perkembangan berarti berlangsung pada abad pertengahan. Yakni, hadirnya mesin cetak. Guttenberg (1450), dengan izin Tuhan, benar-benar merevolusi dunia. Kehadiran mesin cetak telah membawa jurnalisme ke titik 100 persen. Kemudian, lahir media massa pertama di Eropa yang tidak ditujukan untuk para raja semata. Yakni, Gazzeta di Venesia.
Sebagaimana umumnya kota Italia yang menganggap raja atau doge sebagai patron, kota dan para pengurusnya bersikap mandiri. Kemandirian informasi di Venesia inilah yang melahirkan Gazzeta.
Amerika
Di Amerika Utara, perkembangan pers mengikuti sejarah unik penjajahan Inggris pada dataran kolonialnya. Orang kolonial Amerika Utara itu, bahkan, memulihkan nama journalism sebagai kegiatan pencarian berita. Sementara di tanah Inggris sendiri, lahir Oxford Gazzete. Nama newspapper mulai digunakan menggantikan Gazzete yang berbau pizza Italia.
Pada masa awal revolusi Industri, masa Descartes usai mencerahkan Eropa dengan filsafat ilmunya, jurnalistik mulai dipandang sebagai ilmu baru di ranah sosial. Karl Bucher dan Max Weber di Universitas Basel Swiss memperkenalkan cabang baru ilmu persuratkabaran, Zeitungkunde pada 1884.
Di Amerika Utara, lahirlah sekolah beken dalam urusan jurnalis, Columbia School of Journalism pada 1912 oleh Joseph Pulitzer. Pada abad ke-20, kepakaran dan profesi semakin mencair. Ilmu dan teori jurnalisme semakin berkembang, kode etik dilahirkan, teknik pemberitaan diperluas. Nama-nama harum, seperti Hunter S. Thompson, Hearst, atau Tom Wolfe, mengembangkan jurnalisme sebagai teknik dan konglomerasi.

Arsip Berita

 

Copyright Forum Wartawan Indonesia / Email: forwisulsel@yahoo.com