Berita Terkini :
SALAM REDAKSI ,  WELCOME  |   sign in   |   Gueet Book   |   Kontak Kami

Tuesday, February 18, 2014

Pelni dan Penumpang Dirugikan Akibat ABK Kapal Pelihara "Preman Asongan" di KM. Bukit Siguntang

  • Akibat Kenaikan Harga Tiket Wisata Untuk Kelas Ekonomi Penumpang Berang dan Bertikai Berebut Tempat Tidur Pasalnya Mereka Merasa Dibodohi dan Dirugikan.
Makassar (Senin, 10 Pebruari 2014 | 22:00 Wita): PT Pelni diminta memperhatikan pelayanan di KM Bukit Siguntang seiring pemberlakukan kelas pariwisata sejak beberapa bulan terakhir ini, karena penumpang tidak kebagian tempat tidur yang layak.

Salah seorang penumpang dari Tarakan, Kaltara, Ahmad, di Makassar, Kamis (13/02), mengatakan dua kali pelayaran bersama KM. Bukit Siguntang ternyata pelayanan kelas pariwisata masih seperti ekonomi.

Mulai dari persoalan akomodasi, tempat tidur hingga menyangkut harga tiket dinilai tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan, justru lebih parahnya lagi jadwal keberangkatan kapal malah molor hingga 6 jam di pelabuhan Tarakan akibat aktivitas bongkar muat barang, keluh penumpang.

"Bayangkan harga tiket dengan diberlakukannya kelas pariwisata Rp.420.000 per orang dewasa , menyusul ekonomi Rp 390.000 per orang. Namun, tidak kebagian tempat tidur," ujarnya.

Ahmad merujuk, rebutan tempat tidur harus terjadi antar penumpang karena nomor tiket sama.

Ketegangan terjadi dan mengarah ke perkelahian karena rebutan tempat tidur yang ternyata nomor fasilitas tersebut sama.

"Sayangnya anak buah kapal (ABK) tidak bisa berbuat banyak dalam menangani masalah tersebut sehingga penumpang yang tiba terlambat sering mengalah karena tempat tidurnya telah dipakai mengingat dia juga memiliki tiket resmi," katanya.

Akibatnya, penumpang yang membeli tiket kelas pariwisata terpaksa membeli tikar untuk tidur sehingga menunjukan pelayanan di KM. Bukit Siguntang tidak sesuai dengan penerapan kelas pariwisata.

"Pastinya memberi kesan jelek karena harga tiket tidak sesuai dengan pelayanan. Apalagi, kelas pariwisata yang sebenarnya harus memberi kesan sesuai namanya," ujar Ahmad.

Karena itu, PT.Pelni diminta menegur, baik penanggung jawab KM. Bukit Siguntang maupun travel yang menjual tiket sebagai mitra kerja agar tidak sekedar hanya mengejar keuntungan dan mengabaikan kenyamanan pelayaran.

Apalagi, saat mudik seperti perayaan Natal, Tahun Baru dan Idul Fitri dengan penumpang pasti membludak.

Belum lagi masalah buruh dan pedagang yang ada diatas kapal  yang kerap kali berulah dan menganggu hak privasi penumpang yang menawarkan jasa dan berbagai barang jualan untuk dibeli namun dinilai tidak beretika dan kesan memaksa .

"Jadi PT.Pelni jangan hanya mengejar keuntungan semata dan mengabaikan kenyamanan pelayanan pelayaran, termasuk kemungkinan terjadi pertikaian antar sesama penumpang yang memiliki tiket resmi," kata Ahmad. (ant/tm)






No comments :

Post a Comment

Arsip Berita

 

Copyright Forum Wartawan Indonesia / Email: forwisulsel@yahoo.com