INILAH.COM, Bandung - Lingkungan Seni Sunda (LSS) ITB kembali menggelar pertunjukan kesenian tradisional Sunda pada Sabtu, 7 Juli 2012.
Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Mahasiswa ITB terhadap kelestarian budaya indonesia khususnya menyangkut budaya kesenian Sunda, yang saat ini dianggap mulai termarginalkan dengan kata lain kurang terpublikasikan oleh media, sehingga melalui pegelaran tersebut bisa menjadi momen yang tepat sekaligus untuk mengaktualisasikan dan mengenalkan budaya seni sunda ini ditengah-tengah masyarakat.
Bertajuk Malam Pagelaran Lingkung Seni Sunda ITB 'Hate Kuring Nyaah ka Seni Sunda', acara ini berlansung pada 7 Juli 2012 pukul 19.00 WIB di Teater Tertutup Dago Tea House.
Sebanyak enam kesenian tradisional asli Tanah Priangan ditampilkan, yakni Upacara Bubuka, Kacapi Suling Kawih, Tari Kandagan, Rampak Kendang, Tari Jaipong 'Bentang Timur' dan Longser 'Saukur Punten'.
Selama empat jam, pagelaran tersebut hadir tanpa jeda. Melibatkan sekitar 96 pelakon, diharapkan acara yang mengangkat kesenian Sunda ini sukses dan diminati oleh warga Kota Kembang.
"Kesenian itu sebenarnya dari dulu sudah ada, namun dinilai ada tembok penghalang yang mengganggu kesenian Sunda. Sehingga kurang termediakan ke masyarakat. Makanya kita gelar ini," kata Ketua LSS ITB Adi Surya Pradipta saat konferensi pers di Aula Timur ITB Jalan Ganeca Kota Bandung, Senin (7/7/2012).[jul]
No comments :
Post a Comment