Jakarta
(SI ONLINE) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan
banjir masih mengancam wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya hingga
Februari karena menurut prakiraan curah hujan di wilayah ini masih
tinggi hingga bulan depan.
"Data rata-rata bulanan menunjukkan puncak curah hujan di Jakarta
terjadi bulan Januari hingga Februari dengan intensitas maksimal
mencapai lebih dari 400 milimeter," kata Kepala Pusat Data Informasi dan
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat
(18/1/2013).
Sutopo menjelaskan, banjir di Jakarta pada Kamis (17/1) terjadi karena
intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah Ibu Kota, bukan karena
kiriman dari daerah hulu.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah
hujan di beberapa wilayah Jakarta seperti Kedoya mencapai 125 milimeter,
Tanjung Priok 95 milimeter, Cengkareng 103 milimeter dan daerah lain
kurang dari 100 milimeter kemarin.
Hujan lokal membuat ketinggian air di Pintu Air Manggarai mencapai 920
sentimeter dan muka air Sungai Ciliwung di Depok hanya mencapai sekitar
dua meter (siaga III). Sementara tinggi air di Pintu Air Katulampa
sekitar 97 sentimeter (siaga III).
BMKG memprakirakan, hujan dengan intensitas ringan sampai lebat masih
akan terjadi sampai Sabtu (19/1) dan akan mereda pada Minggu dan Senin.
Menurut BNPB, banjir menggenangi sekitar 41 kilometer persegi atau
delapan persen wilayah Jakarta pada Kamis dan berdampak terhadap 248.846
warga di 74 kelurahannya. Menurut laporan, 11 orang meninggal dunia
selama banjir kemarin.
BNPB belum bisa memperkirakan jumlah kerugian akibat banjir tersebut,
"Saat ini fokus kami adalah jangan sampai korban bertambah," kata
Sutopo.
Tahun 2007, banjir melanda 231,8 kilometer persegi wilayah Jakarta,
menyebabkan 80 orang meninggal dunia, dan 320.000 warga mengungsi. Total
kerugian akibat banjir 2007 tersebut mencapai Rp4,3 triliun. (red: shodiq ramadhan)
No comments :
Post a Comment