Jakarta, Kamis (10/5/2012), Proses evakuasi korban pesawat komersial sukhoi superjet 100 sementara berlangsung dengan penerbangan RA 36801, lambatnya proses evakuasi penumpang sukhoi tersebut dikarenakan medan atau lokasi tempat jatuhnya pesawat tersebut sangat terjal ditambah kondisi cuacar sangat esktrim dimana suhu diperkirakan mencapai 31 derajat celcius.
Beberapa ahli forensik diturunkan baik lokal maupun mancanegara di bantu tim medis untuk melakukan proses indentifikasi terhadap tubuh korban seperti pengambilan tes DNA, sidik jari, dan lain-lain. Meskipun sudah ada beberapa korban atau kantong jenasah telah berhasil ditemukan namun hingga saat ini masih dilakukan proses pencaharian terhadap korban lainnya.
Pesawat komersil sukhoi superjet 100 saat melakukan demo flight penerbangan pertama dibandara halim perdana kusuma terbilang sukses namun pada saat melakukan penerbangan kedua yang memuat diantaranya pejabat, pebisnis, jurnalis dan warga asing yakni sekitar 42 undangan terdiri dari 39 warga sipil dan 8 crew dengan kapasitas kursi 90 orang, pesawat ini saat road show diatas ketinggian 1000 kaki dengan titik kordinat 06 42 61.3 lintang selatan 106 44 41.2 bujur timur diatas bukit gunung salak diwilayah desa batu tapak, cidahu sukabumi Jawa Barat, terakhir kehilangan kontak saat pilot meminta izin turun 6.000 kaki dari ketinggian bukit 7000 kaki sekitar pukul 14.33 wib.
Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan joy flight dari Bandara Halim Perdana Kusuma dalam rangka promosi kepada konsumennya. Setelah berhasil pada penerbangan pertama, pesawat yang mengangkut penumpang dari berbagai kalangan termasuk lima wartawan, sebelumnya kehilangan kontak radar dan pada akhirnya ditemukan bangkai pesawat dan korban di kawasan gunung Salak pada Kamis (10/5/2012) pagi oleh tim SAR.
Proses jatuhnya pesawat sukhoi ini mengundang sejumlah pertanyaan dari media massa dan pengamat penerbangan, pasalnya diduga karena faktor human error (pilot) yang dinilai tidak hafal atau tak memahami navigasi di Indonesia. Namun Pihak Sukhoi membantah jika pilot yang menerbangkan pesawat Sukhoi Superjet 100 tidak hafal atau tak memahami navigasi di Indonesia.
"Biasanya pilot kan sebelum terbang mengajukan flight plan, dan confirm dengan pihak bandara, tower, otoritas. Kalau dibilang dia tidak hafal, saya yakin pasti dipelajari semua (sebelum terbang, red)," kata Konsultan Sukhoi, Indrajani, kepada wartawan, Kamis (10/5) di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
Lantas apakah ada masalah teknis? Indrajana tidak mau menjelaskan. Ia mengaku tak bisa menjawab karena itu bukan kewenangannya. "(Masalah teknis) Itu tidak tahu, saya tidak bisa menjawab itu, karena masalah teknis. Kita tunggu hasil investigasi bagaimana hasilnya, itu nanti dari KNKT (Komine Nasional Keselamatan Transportasi),"ujardia.
No comments :
Post a Comment